Naskah Drama Cupumanik Astagina


CUPUMANIK ASTAGINA

          Pada satu masa di dekat negeri Alengka (tempat para raksasa), tersebutlah sebuah pertapaan yang di sebut Gunung Sukendra. Pertapaan ini di huni oleh Resi Gotama dan keluarganya. Resi Gotama adalah keturunan Bathara Ismayana, putra Prabu Heriya dari Mahespati. Atas jasa Resi Gotama dan baktinya kepada para Dewa, Resi Gotama dianugerahi seorang bidadari khayangan bernama Dewi Windradi.

Latar Tempat (Tempat Pertapaan Gunung Sukendra, Pagi hari saat matahari terbit)

Resi Gotama sedang bertapa dengan suasanya yg damai, sunyi dan tenteram. Bathara Ismaya melihat dari jauh lalu mendekati Resi Gotama.

(Resi Gotama tetap duduk bertapa, Bathara Ismaya berdiri di hadapannya.

Bathara Ismaya : “Resi Gotama, betapa tulusnya hatimu untuk mengabdi dan berbakti kepada para Dewa.”

Resi Gotama        : (membuka mata dan menundukkan kepala sebagai tanda hormat) “Wahai Bathara Ismaya, saya melakukan semua ini sebagai ungkapan syukur saya kepada para dewa karena para dewa telah memberikan hidup yang sempurna untuk saya.

Bathara Ismaya   : “Resi, dengan hidupmu yg seperti ini, kau sudah merasa sempurna?”

Resi Gotama          : “Ya... saya sangat merasa sempurna dengan dengan apa yang di berikan oleh para Dewa. Hidup tenteram, memiliki ayah yang sempurna dan lingkungan yang sangat damai dan sejahtera.”

Bathara Ismaya     : “Apakah kau sudah puas dengan semua ini?”

Resi Gotama          : “Tentu saja Bathara, saya sudah cukup merasa puas dengan semua ini.”

Bathara Ismaya       : “Apakah kau tidak merasa kesepian? Tidak inginkah kau mempunyai pendamping hidup untuk meneruskan keturunanmu?”

Resi Gotama            : “Wahai Bathara Ismaya, permaslahan mengenai pendamping hidup sudah hamba serahkan kepada para dewa. Biarlah para dewa yang memutuskan kapan akan mempertemukan saya dengan pendamping hidup saya”.

Bahara Ismaya   : “Sungguh, mulia sekali hatimu Resi Gotama. Semoga para dewa mengabulkan segala permintaanmu dan apa yang menjadi kebutuhanmu” (tersenyum bangga)

Resi Gotama      : “Terimakasih wahai Bhatara yang agung.” (menundukkan kepala tanda terimakasih)

Bhatara Ismaya : (tersenyum). “Teruskan pertapaanmu. Kelak para dewa akan memberimu pendamping hidup yang baik dan pantas untukmu.”

Resi Gotama      : “Terima kasih Bathara Ismaya.” (menundukkan kepala tanda terimakasih)

                         (Bathara Ismaya pergi, Resi Gotama pun meneruskan pertapaanya setelah menjelang matahari terbenam)

                         Resi Gotama membuka mata dan mendengarkan ada suara wanita yang mengeluarkan suara menggigil . suara yang sangat jelas )

Resi Gotama      : “Siapa itu ?”

(suara menggigil masih terdengar dan tidak ada jawaban).

                         Resi bangkit dari pertapaan dan mulai mencari sumber suara. Setelah berjalan beberapa saat, Resi Gotama melihat ada seorang wanita yang tubuhnya basah kuyup.

Resi Gotama      : “Wahai Dewi, siapakah namamu?”

Dewi Windradi   : “mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm”

Resi Gotama      : “ Darimanakah Wahai Dewi berasal?”

Dewi Windradi   : “ Saya tidak tahu tuan,.”

Resi Gotama      : “ Ya sudah, tubuhmu basah kuyup. Mari saya antar ke rumah saya dulu. Saya tak bermaksud apapun, saya hanya ingin membantu.”

Dewi Windradi   : “Baiklah.”

(Membantu Dewi Windradi berdiri, lalu berjalan pulang ke arah rumah Resi Gotama)

(di rumah Resi Gotama)

Dewi Windradi sudah berganti baju dan sudah melahap habis suguhan yang di berikan oleh Resi Gotama.

Dewi Windradi       : “Terima kasih atas bantuannya Tuan.”

Resi Gotama           : “Sama-sama wahai Dewi. Jika boleh Tau, siapakah nama Dewi?”

Dewi Windradi       : “Saya Dewi Windradi Tuan, Tuan sendiri?”

Resi Gotama           : “ Resi Gotama. Panggil saja saya Resi.”

Dewi Windradi       : “ Terima kasih atas bantuanmu Resi.”

Resi Gotama           : “ Ya, sama-sama... Dimana rumahmu?”

Dewi Windradi       : “Aku tak punya rumah Tuan.,”

Resi Gotama            : “kasihan sekali kamu, padahal ini sudah malam.. bagaimana jika engkau tinggal di sini dulu, Dewi? Sampai kau mendapat rumah yang baru tentunya.”

Dewi Windradi       : “Apakah boleh Tuan?”

Resi Gotama           : “ Ya.. Tentu saja boleh.”

Dewi Windradi       : “Terima kasih Tuan.” (sambil tersenyum)

    Hari demi hari mereka lalui, Dewi Windradi belum mendapatkan tempat tinggal. Akhirnya ia tetap tinggal di rumah Resi Gotama dengan syarat ia mau membantu segala urusan rumah Resi seperti memasak, bersih-bersih dan pekerjaan rumah yang lain. Namun benih-benih cinta asmara mulai tumbuh diantara mereka berdua. Akhirnya telah beberapa lama mereka tinggal berdua, Resi Gotama mulai menunjukkan perasaannya dan ia memutuskan untuk mengungkapkan perasaannya kepada Dewi Windradi.

(di depan rumah, Dewi Windradi sedang merapikan tanaman di depan rumah)

Resi Gotama      : “ Dewi Windradi, sedang apa kau?” (sambil tersenyum)

Dewi Windradi   : “ Aku sedang menyiangi tanaman Resi.”

Resi                  : “ Dewi, aku ingin membicarakan sesuatu denganmu.”

Dewi                 : “ Apa Resi ? Bicaralah ! “

Resi                  : “ Aku menyukaimu, aku mencintaimu. Aku sudah yakin bahwa kaulah orang yang dikirimkan oleh para dewa untukku. Aku sudah menyukaimu dari beberapa abu lalu. Maukah kau jadi istriku ? Menjadi pendamping hidupku ! “

Dewi                 : “ Resi....? “

Resi                  : “ Apakah kamu ragu? Apakah kamu tau menyukaiku?? “

Dewi                 : “ Tidak Resi, tapi ini terlalu mendadak. “

Resi                  : “ Aku mencintaimu. Percayalah “

Dewi                 : “ Sebenarnya, aku juga mencintaimu Resi. Dari awal   pertemuan aku menyukaimu, dengan memberiku tempat tinggal, membantuku, itu membuatku mencintaimu.”

Resi                  : “ Jadi, kau mau jadi istriku? “

Dewi                 : “ Ya, aku mau.’’

Resi                  : “Terimakasih Dewi.” (sambil memeluk Dewi)

    Akhirnya mereka berdua menikah dan memulai hidup baru sebagai pasangan yang bahagia.

Comments